Welcome To Fiedz Stockpile

13 Maret 2011

Sistem Saraf

SISTEM PERSARAFAN

System saraf adalah sekumpulan serabut-serabut sel-sel atau neuron-neuron. System persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Struktur-struktur ini bertanggung jawab untuk control dan koordinasi aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls tersebut berlangsung melalui serat-serat saraf dan jaras-jaras, secara langsung dan terus-menerus. Responnya seketika sebagai hasil dari perubahan potensial elektrik yang mentransmisikan sinyal-sinyal.
System saraf terbagi menjadi:
1. System Saraf Pusat (SSP)
a. Serebrum (otak besar)
Merupakan yang terluas dan terbesar dari otak.
Terdapat empat lobus; Frontalis, Temporalis, parietalis dan Oksipitalis.
Fungsinya:
1) Mengingat pengalaman masa lalu
2) Pusat yang menanganni aktivitas mental, akal, intelegensa, keinginan/kemauan.
3) Pusat menangis, BAB dan BAK

b. Serebelum (otak kecil)
Fungsinya:
Mengkoordinasi gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna dan mejaga keseimbangan.

c. Batang otak
Terdiri dari:
1) Diesensepalon; vasokontriksi, mengatur kegiatan reflex
2) Mesensepalon; menggerakan bola mata
3) Pons Varoli; pusat saraf trigeminis
4) Medulla Oblongata; pusat pernapasan, menelan dan pusat pekerjaan jantung.

d. Medulla spinalis
Dilapisi oleh meningen yang befungsi untuk melindungi SSP, meningen tersebut terdiri dari:
1) Duramater
2) Arakniod
3) Piamater
Diantara lapisan ini terdapat space (rongga):
1) Rongga efidural; berada di antara tulang tengkorak dan duramater, berisi pembuluh darah dan jaringa lemak
2) Rongga subdural; berada diantara duramater dan araknoid berisi cairan serosa
3) Rongga sub araknoid; berada antara araknoid dan piamater, berisi cairan serebrospinalis.

2. Sistem Saraf Perifer
Terdiri atas seberkas serabut saraf yang keluar dari SSP yang menjalar keseluruh tubuh sebagai saraf perifer.
Terdiri atas;
1) Saraf-saraf cranial
Terdiri atas 12 pasang saraf yang timbul dari batang otak untuk mempersarafi sebagian besar kepala dan leher
2) Saraf-saraf spinal
Terdiri atas 31 pasang saraf yang timbul dari medulla spinalis untuk mempersarafi batang tubuh dan anggota gerak. Saraf-saraf spinal membentuk pleksus alat gerak, tempat dimana berkas saraf saling berpotongan.

Secara fungsional system saraf terdiri dari;
a. System saraf somatic (volunter) yang berhubungan dengan anggota gerak
b. System saraf autonom, yang berhuungan dengan pembuluh darah.

a. NEURON
Adalah sel-sel komplit yang terdiri dari; badan sel, yang mempunyai nucleus yang dikelilingi oloeh protoplasma dan dilapisi oleh membrane sel dan serabut saraf, yang pada prinsipnya merupakan tuba protoplasma terbungkus di dalam membrane sel. Ini biasanya merupakan akson tunggal panjang ang menghantar impuls menjauhi badan sel, dan beberapa dendrit kecil, yang menerima masukan impuls.
Tiga tipe dasar neuron;
a). Neuron sensori
Membawa impuls yang berisikan informasi dan organ indra ke SSP, neuron ini mempunyai serabut perifer yang panjang yang berhubungan dengan sentral.
b). Neuron konektor
Menghubungkan dan mengaitkan aktivitas neuron motorik dan sensorik.
c). Neuron motorik
Membawa impuls menjauh dari SSP ke otot.

Koordinasi antar saraf sensorik dan motorik terjadi didalam medulla spinalis. Respon-respon yang lebih komplek terhadap sensasi yang masuk dimungkinkan oleh neuron konektor yang secara aktif terlibat dalam pusat yang lebih tinggi pada batang otak dan sereblum.
Reaksi yang paling komplek melibatkan kortek dari hemister serebri 90% dari semua neuron terdapat dalam kortek ini neuron tersebut mengkoordinasi respon-respon yang terjadi seperti faktor-faktor untuk memori dan emosi.

b. MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis terapung di dalam cairan serebrospinalis dalam kanalis kolumna vertebrata. Medulla spinalis memanjang dari foramen magnum tulang tengkorak ke discus invertebrata lumbal kedua.

c. SARAF-SARAF SPINALIS
Saraf-saraf spinalis di nomori berdasarkan pada vertebrata di tempat saraf tersebut meninggalkan medulla spinalis misalnya:
a). Saraf Servikal (otot leher dan diafragma)
b). Saraf Thorakal (dada)
c). Saraf Lumbosakral (anggota bagian bawah)

d. SARAF-SARAF KRANIAL
Terdiri atas 12 pasang saraf;
1. N. Olfaktorius; penciuman
2. N. Optikus; untuk penglihatan
3. N. Okulomotorius; menggerakan bola mata
4. N. Troklearis; memutar bola mata
5. N. Troklearis
a. N. Optikus; mensarafi kulit kepala, kelopak mata atas dan bola mata
b. N. Maksilaris; mensarafi bibir atas, bibr palatum, batang hidung, rongga hidung dan sinus maksilaris
c. N. Mandibularis; mensarafi otot pengunyah, gigi bawah, dagu, rngga mulut dan lidah
6. N. Abdusen; menggerakan bola mata
7. N. Fasialis; mensarafi otot-otot lidah dan otot wajah
8. N. Auditorius; saraf pendengaran dan keseimbangan
9. N. Glosofaringeal; menggerakan faring, mengurus palatum, efiglotis, menghantar rasa kecap pada lidah, merangsang sekresi kelenjar ludah.
10. N. Vagus; menggerakan pita suara, paru-paru, jantung, ginjal, hepar, pancreas, oesofagus, gaster dan usus.
11. N. Assesorius; mengurus otot faring, sternokledeus untuk menggerakan leher dan bahu
12. N. Hipoglosus; mensarafi otot lidah

3. Gangguan-gangguan pada system saraf
a) SAKIT KEPALA (SEFALGIA)
Sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala, bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organic (neurologic atau penyakit lain), respons stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala,egang), atau kombinasi dari respons tersebut. Klasifikasi sakit kepala yang terbaru dikeluarkan oleh Headache Classification Committee of the International Headache Society sebagai berikut:
1) Migren (dengan dan tanpa aura)
2) Sakit kepala tegang
3) Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal
4) Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi structural
5) Sakit kepala dihubungkan dengan trauma kepala
6) Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vascular (mis.perdarahan subarachnoid)
7) Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan intracranial non-vaskular (mis.tumor otak)
8) Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia atau gejala putus zat
9) Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non-sefalik
10) Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan metabolic (hipoglikemia)
11) Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur sekitar kepala (mis.glaukoma akut)
12) Neuralgia cranial (nyeri menetap berasal dari saraf cranial)

b) MIGREN
Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan serangan sakit kepala berat yang berulang-ulang. Penyebabnya tidak diketahui jelas, tetapi ini disebabkan oleh gangguan vascular primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan yang kuat pada keluarga.
Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskemia kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas dimulai dengan vasokontriksi arteri kulit kepala dan pembuluh-pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah ekstrakranial dan intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Penelitian menyatakan bahwa dilatasi arteri menyebabkan nyeri disekitarnya dan dilatasi arteri, dimana hal ini bertujuan mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah (histamine, serotonin, plasmokinin) yang berperan dalam membersihkan reaksi inflamasi. Serangan migren dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Fase aura; periode yang merupakan manifestasi sensori terutama gangguan penglihatan (cahaya menyilaukan), kesemutan, perasaan gatal pada wajah atau tangan, konfusi sedang, sedikit lemah pada ekstrimitas dan pusing. Fase ini dapat berlangsung lebih dari 30 menit. Ketika periode ini terjadi, aliran darah serebral berkurang keseluruh otak, dengan kehilangan autoregulasi lanjut dan kerusakan responsivitas CO2.
2) Fase sakit kepala; pada saat ini terjadi sakit kepala unilateral berat (2/3 dari pasien) dan berdenyut. Sering dihubungkan dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi dapat bervariasi, dari beberapa jam sampai sepanjang hari.
3) Fase pemulihan; periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan local, muncul kelelahan, selama fase ini pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.

c) CLUSTER HEADACHE
Merupakan sakit kepala vaskuler yang umum terjadi pada pria. Serangan datang dalam bentuk menumpuk atau berkelompok dengan nyeri yang menyiksa pada lokasi mata dan lingkaran mata dan menyebar ke wajah dan daerah temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Salah satu teori menyatakan bahwa sakit kepala ini dihubungkan dengan dilatasi disekitar dan dekat arteri ekstrakranial. Sakit kepala ini mungkin ditimbulkan oleh alcohol, nitrit, vasodilator dan histamine.

d) ARTERITIS KRANIAL
Radang arteri cranial merupakan karakteristik sakit kepala yang berat yang terletak disekitar arteri temporalis. Arthritis cranial adalah salah satu penyebab sakit kepala pada populasi lansia yang umumnya terjadi pada usia diatas 70 tahun. Arteritis cranial merupakan gambaran pertahanan (imun) vaskulitis dimana imun kompleks ditumpuk pada dinding-dinding pembuluh darah yang terpengaruh, yang menghasilkan cedera pembuluh darah dan radang. Manifestasi yang muncul adalah kelelahan, lemah, kehilangan berat badan dan demam, sedangkan manifestasi klinis dihubungkan dengan radang adalah panas, merah, bengkak, nyeri tekan, atau nyeri diatas arteri yang sakit. Terkadang, nodul arteri temporalis nyeri tekan, bengkak atau dapat dilihat.

e) SAKIT KEPALA TEGANG
Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi otot-otot pada leher dan kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik sakit kepala mungkin menetap, perasaan tetap pada tekanan yang biasanya dimulai pada dahi, pelipis atau belakang leher. Sakit kepala tegang cenderung lebih banyak kronik daripada berat dan mungkin tipe yang paling biasa pada sakit kepala.

f) TUMOR OTAK
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang menempati ruang didalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk kedalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau semua kejadian patofisiologis sebagai berikut:
1) Peningkatan tekanan intracranial dan edema serebral
2) Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologis fokal
3) Hidrosefalus
4) Gangguan fungsi hipofisis
Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar system saraf pusat tetapi jejas metastase keotak biasanya dari paru-paru, payudara, saluran gastrointestinal bagian bawah, pancreas, ginjal dan kulit (melanoma). Pada usia dewasa, tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia membuat struktur dan mendukung system otak dan medulla spinalis) dan merupakan supratentorial (terletak diatas penutup serebelum).
Klasifikasi tumor otak:
a) Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti meningioma dura.
b) Tumor yang berkembang didalam atau diatas saraf cranial, seperti neuroma akustik.
c) Tumor yang berasal didalam jaringan otak, seperti pada jenis glioma.
d) Lesi metastatic yang berasal dari bagian tubuh lainnya.
Tumor Spesifik
Glioma
Terjadi pada neoplasma otak yang jumlahnya kira-kira 45% dari semua tumor otak. Tumor ini biasanya tidak bisa dibuang secara total, karena tumor menyebar dengan infiltrasi kedalam sekitar jaringan saraf.
 Adenoma
Tumor hipofisis meyebabkan gejala-gejala akibat tekanan pada sekitar struktur atau terjadi perubahan hormone (hiperfungsi dan hipofungsi). Tekanan dari adenoma hipofungsi mungkin mendesak saraf-saraf optic, khiasma optic atau saluran optic atau diatas hypothalamus atau pada ventrikel ketiga bila tumor-tumor menyerang sinus kavernosa atau meluas kedalam tulang sphenoid. Tekanan mengakibatkan sakit kepala, gangguan fungsi penglihatan, gangguan hypothalamus (gangguan tidur, nafsu makan, suhu dan emosi), peningkatan TIK dan pembesaran serta erosi sella tursika. Selain itu dapat terjadi pula efek hormonal (berkaitan dengan fungsi hipofisis yang sesungguhnya).
 Angioma
Adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal yang didapat didalam atau diluar daerah otak. Angioma dapat terjadi tanpa memunculkan gejala, kadang diagnose memberi kesan dengan adanya angioma yang lain dibeberapa tempat dalam kepala atau dengan sebuah bruit (suara abnormal) terdengar sampai di tengkorak. Penderita angioma beresiko mengalami stroke (cedera vascular serebral) karena dinding pembuluh darah pada angioma tipis.
 Neuroma akustik
Neuroma akustik adalah sebuah tumor pada saraf cranial kedelapan (saraf untuk pendengaran dan keseimbangan). Pasien biasanya mengalami kehilangan pendengaran, tinnitus dan episode vertigo dan gaya berjalan sempoyongan. Akibat tumor menjadi membesar, sensasi nyeri pada wajah dapat terjadi pada sisi wajah yang sama, sebagai hasil dari tekanan tumor pada saraf cranial kelima.

Karena fungsi-fungsi dari bagian-bagian berbeda dari otak yang tidak diketahui lokasi tumor dapat ditentukan, pada bagiannya, dengan mengidentifikasi fungsi yang dipengaruhi oleh adanya tumor.
1. Tumor Korteks motorik; kejang yang terletak pada satu sisi tubuh (kejang Jacksonian)
2. Tumor lobus oksipital; gangguan visual, hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandang pada sisi yang yang berlawanan dari tumor (hemianopsia homonimus kontralateral) dan halusinasi penglihatan.
3. Tumor serebelum; menyebabkan pusing, ataksia dengan kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus biasanya menunjukkan gerakan horizontal.
4. Tumor lobus frontal; menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku dan disintegrasi perilaku mental. Pasien menjadi ekstrem, tidak teratur, kurang merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor sudut serebroplantin; diawali dengan tinnitus dan vertigo dan diikuti dengan kerusakan fungsi pendengaran, kemudian muncul kesemutan dan gatal-gatal pada wajah dan lidah, selanjutnya terjadi kelemahan atau paralisis dan akhirnya terjadi abnormalitas pada fungsi motorik.
Beberapa tumor tidak selalu mudah ditemukan lokasinya karena tumor-tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi (silent areas) dari otak.

g) MENINGITIS
Meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Meningitis selanjutnya diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)
Sering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernafasan. Jenis organisme yang sering menyebabkan meningitis bacterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria meningitis.
Meningococal meningitis adalah tife dari meningitis bacterial yang sering terjadi pada daerah penduduk yang padat, seperti : asrama, penjara.
Klien yang mempunyai kondisi spt: otitis media, pneumonia, sinusitis akut atau sickle sell anemia yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi meningitis. Fraktur tulang tengkorang atau pembedahan spinal dapat juga menyebabkan meningitis. Selain itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun, spt: AIDS dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun yang didapat.
2. Meningitis Virus (Meningitis aseptic)
Meningitis virus adalah infeksi pada meningin; cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Virus biasanya bereflikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.
Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus spt: campak, mumps, herpes simplek dan herpes zoster.
Virus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sell cepat mengalami nekrosis. Jenis lainnya juga mengganggu produksi enzim atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologic.
3. Meningitis Jamur
Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada klien dengan AIDS. Respon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imun antara lain: bisa demam/tidak, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status mental.
Etiologi meningitis dapat dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi meningitis:
1. Bakteri; Haemophilus influenza, Neisseria meningitis (meningococcal), Diplococcus pneumonia (pneumococcal), Streptococco, group A, Staphylococus aureus, Escherichia coli, Kliebsiela, Proteus, Pseudomonas.
2. Virus; Abses otak, Encephalitis, Limfoma, Leukemia atau darah diruang subarachnoid.
3. Jamur
Sedangkan faktor predisposisi dari meningitis bacterial adalah; trauma kepala, infeksi sistemik, infeksi post operasi, infeksi meningeal, gangguan anatomic dan penyakit sistemik lainnya.
Manifestasi klinis yang muncul pada meningitis adalah; sakit kepala dan demam, nyeri punggung, kaku leher, mual, muntah, perubahan tingkat kesadaran, rigiditas nukal, tanda kernig positif, tanda babinski positif, fotofobia, kejang dan peningkatan tik, ruam pada kulit.

h) SKLEROSIS MULTIPLE
Merupakan keadaan kronis, penyakit system saraf pusat degenerative dikarakteristikan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medulla spinalis. Demielinasi menunjukkan kerusakan pada myelin. Penyebab SM tidak diketahui, walaupun beberapa bentuk infeksi virus mungkin merupakan mekanisme awal, namun respon imun yang tidak efektif diperkirakan mempunyai peranan utama dalam pathogenesis SM.
Pada SM, myelin hilang dari silinder aksis dan akson itu sendiri berdegenerasi, adanya plak atau potongan kecil pada daerah yang terkena menyebabkan sklerosis, terhentinya alur impuls saraf dan menghasilkan bervariasinya manifestasi yang bergantung pada saraf-saraf yang terkena.
Daerah yang sering terkena adalah saraf optic, khiasma, traktus, serebrum, batang otak, serebelum, dan medulla spinalis.
Manifestasi klinis pada SM bervariasi dan banyak. Gejala primer yang paling banyak dilaporkan adalah kelelahan, lemah, kebas, kesukaran koordinasi, dan kehilangan keseimbangan. Gangguan penglihatan akibat adanya lesi pada saraf optic atau penghubungnya dapat mencakup penglihatan kabur, diplopia, kebutaan parsial (skotoma) dan kebutaan total.

i) STROKE
Adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Stroke terjadi akibat sumbatan pada arteri yang disebabkan oleh thrombus dan emboli. Selain itu juga karena perdarahan yang disebabkan karena hipertensi, ruptur aneurysm atau arteriovenous malformation (AVM).
Klasifikasi Stroke
1. Klasifikasi stroke menurut patologi dan gejala kliniknya:
a) Stroke hemoragik
Perdarahan intraserebral yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak. Perdarahan terjadi didalam jaringan otak atau pada tempat-tempat tertentu dalam otak, spt: ventricular, subdural dan subarachnoid. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b) Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis serebral. Biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran pasien umumnya baik.

2. Menurut perjalanan penyakit:
a) TIA (Trans Iskemic Attack)
Merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
b) Stroke Progresif (Stroke yang sedang berkembang)
Perjalanan stroke berlangsung perlahan meskipun akut
c) Stroke komplit
d) Gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit perbaikan
Faktor resiko pada penyakit stroke antara lain;
1. Modifiable (Yang dapat diubah)
a) Obesitas
b) Hipercolesterolemia
c) Merokok, terutama pada pasien yang menggunakan kontrasepsi oral
d) Stres emosional
e) Prior transient ischemic attacks (TIAs)
f) Embolic heart disease
g) Diabetes militus
h) Atherosklerotik pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial
i) Hipertensi
j) Polisitemia
k) Atrial fibrillation
l) Hipertropi ventrikel kiri
m) Gangguan arteri coronaria, CHF
n) Pengguna cocain, alcohol
2. Non Modifiable (Yang tidak dapat diubah)
a) Jenis kelamin
b) Umur
c) Ras
d) Keturunan
Tanda dan gejala yang muncul pada stroke yang tampak dengan TIA sangat tergantung pada pembuluh darah yang terkena.
1. Jika arteri karotis dan serebral yang terkena
a) Kebutaan pada satu matanya
b) Hemiplegi
c) Hemianestesia
d) Gangguan bicara
e) Kekacauan mental
f) Jika yang terkena arteri vertebrobasiler
g) Pusing
h) Diplopia
i) Semutan
j) Kelainan penglihatan pada salah satu atau kedua bidang pandang
k) Disatria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search Doc's

FB Comment